Mengenang Kembali Makna Hijriyah

H. M Sholeh Drehem, M.Ag

Kita ambil manfaat salah satu yang melatarbelakangi Rasulullah hijrah, yakni apa yang disebut deklarasi Quraisy. Deklarasi Quraisy itu adalah sebagian kelompok mayoritas menekan kelompok minoritas. Rasulullah saat itu bersama dengan para sahabatnya adalah termasuk dalam kelompok minoritas. Ada dua pedekatan jika kelompok mayoritas menekan kelompok minoritas yaitu yang pertama adalah kampanye negatif melalui boikot. Pendekatan yang kedua adalah kampanye positif melalui perang. Pendekatan yang pertama pada dasarnya tidak memerlukan energi yang begtiu besar, kita boikot saja kelompok minoritas itu maka dengan boikot itu lama-kalamaan dia menyerah. Kita Isolasi dia dari interaksi sosial politik di dalam masyarakat. Pendekatan yang kedua yaitu pendekatan kampanye positif melalui peperangan. Peperangan itu memerlukan energi besar. Nampaknya orang kafir Quraisy mengggunakan pendekatan yang pertama itu dengan boikot. Salah satu di antara boikot itu adalah apa yang dituangkan dalam deklarasi Quraisy. Ada 4 item dalam Deklarasi Quraisy yaitu : 1) Melarang setiap perdagangan dan bisnis dengan pendukung Muhammad. Ini adalah pendekatan ekonomi. Setiap perdagangan bisnis dan ekonomi dengan umat Islam dilarang tidak cukup dengan itu saja. 2) Tak seorangpun berhak mengadakan ikatan perkawinan dengan orang muslim (boikot sosial). 3) Melarang keras bergaul dengan kaum muslimin (pendekatan sosial). 4). Musuh Muhammad harus didukung dalam keadaaan bagaimanapun (boikot politik ).

Boikot ekonomi, sosial, dan politik tersebut yang dituangkan dalam Deklarasi Quraisy itu bukan pekerjaan satu tahun atau dua tahun, tetapi Rasulullah bersama para sahabatnya itu diboikot selama 3 tahun. Sehingga Sa’ad bin Waqas menggambarkan tentang betapa beratnya Dekalarasi Quraisy yang dituangkan dalam bentuk boikot itu. Sampai-sampai salah seorang sahabat itu terhuyung untuk keluar dari suatu lembah dan dia menemukan kulit unta kering. Kulit unta kering itu dia cuci dan dia bakar dan dia cabik-cabik untuk makan selama 3 hari.

Kalau kita merenungi perjalanan perjuangan Rasulullah bersama para sahabatnya, taruhlah apa yang dialami dalam Deklarasi Quraisy itu rasa-rasanya, apa yang kita lakukan?. Yang kita hadapi sekarang ini tidak ada apa-apanya. Kita tidak pernah diboikot secara ekonomi, tidak pernah diancam dibunuh, tetapi seringkali takut untuk menunjukkan identitas diri kita sendiri, takut akan bayang-bayang bahwa kita dianggap kelompok-kelompok foundamentalis, takut dianggap kelompok extremis, dan begitu banyak hal ketakutan-ketakutan yang pada dasarnya bersumber dari dalam diri kita sendiri. Oleh karena itu kita perbanyak membaca sholawat kepada Rasulullah dan para sahabatnya.

Apakah dengan pendekatan boikot itu lantas kaum muslimin yang jumlahnya sangat minoritas itu menyerah?. Ternyata tidak. Karena apa? Karena yang menjadi jiwa, yang menjadi nilai perjuangan bukanlah nilai-nili ekonomi, bukan sosial, bukan nilai politik. Sehingga pendekatan yang digunakan oleh kafir Quraisy itu tidak pas dengan nilai-nilai yang diperjuangkan. oleh Rasulullah dan para sahabatnya. Adalah nilai-nilai keimanan yang letaknya jauh lebih tinggi dari nilai-nilai sosial, ekonomi dan politik itu.Oleh karena itu walaupun ditekan selam 3 tahun para sahabat tetap eksis menjalankan apa yang telah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya

Itulah sebagian yang melatarbelakangi Rasulullah SAW hijrah. Bukan berarti sesampai di Madinah Rasulullah dengan para sahabatnya tidak menemukan persoalan. Ada beberapa persoalan yang dihadapi Rasulullah SAW. yaitu yang pertama masih ada bahaya dari kalangan Quraisy dan musyrik lainnya di Jazirah Arab karena mereka selalu tidak akan terima. Persoalan yang kedua adalah kaum Yahudi Yatsrib yang tinggal di dalam dan di luar kota yang memiliki risolsis, kekayaan dan sumber daya yang begitu luar biasa. Dan yang ketiga adanya perbedaan di antara sesama pendukung Rasulullah SAW itu sendiri yaitu kaum Anshar dan kaum Muhajirin itu 2 etnik yang berbeda.

Oleh karena itu, yang dilakukan Rasulullah SAW pertama begitu masuk Madinah yang dilakukan adalah konsolidasi internal Komunitas Madinah. Kaum Muhajirin dan kaum Anshar disatukan. Kalau 2 etnik ini memiliki latar belakang yang berbeda, persoalan ekonomi berbeda, kaum Anshar adalah kaum asli Madinah sedang kaum Muhajirin adlah kaum pendatang yang memiliki persoalan ekonomi. Tetapi semangat keimanan. 2 etnik layaknya saudara kandung ada satu pertanyaan yang sangat mendasar. Kalau 2 kelompok ini berbeda kenapa bisa dipersatukan, kenapa nampaknya begitu susah mempersatukan kelompok-kelompok muslimin di Indonesia itu? ada apa? inilah patut kita renungkan.

Yang kedua yang dihadapi Rasulullah SAW adalah konflik ideologis dan komunitas non muslim. Yang ketiga Rasulullah melakukan tampil offenship. Dan yan keempat Rasulullah SAW berhasil nantinya menguasai Jazirah Arabia. Itulah beberapa cacatan penting selama kita merenungkan kejadian-kejadian hijrah itu. Mudah-mudahan Allah SWT memberikan taufiq, serta hidayah bagig kita semua, sehingga rindu akan kebersamaan, rindu akan ukhuwah Islamiyah. Kita mampu melepaskan ego-ego yang nilainya di bawah nilai keimanan.

iklan

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Mengenang Kembali Makna Hijriyah"

Posting Komentar