MALAIKAT
Assalamu'alaykum Wr. Wb.
Malaikat, apa dan bagaimana ?
Istilah Malaikat telah dikenal oleh hampir
semua umat beragama didunia ini, istilah tersebut bisa dijumpai didalam banyak
ayat pada Kitab-kitab suci yang ada. Katakanlah misalnya seperti Kitab suci
agama Budha Kuan Shi Yin Tsing, kitab Perjanjian Lama, kitab Perjanjian Baru
maupun kitab suci al-Qur’an.
Paul Claudel [1], seorang sastrawan katolik
Perancis menulis : "Menyangkal adanya para malaikat berarti mencabut setiap dua
halaman dari alkitab dan juga berarti memusnahkan segala buku doa !" pernyataan
ini tidak lain disebabkan lebih dari 700 kali kata Malaikat disebut-sebut dalam
al-Kitab. Bahkan adanya malaikat itu telah ditentukan sebagai dogma (ajaran yang
harus diimani) oleh Konsili Lateran IV (1215) dan Konsili Vatikanum I
(1889-1890) serta Konsili Nicea (787) dan Konsili Trente (1545-1563).
Dalam bahasa Ibrani [2], kata Mal’Akh mengandung arti pesuruh yang
menunjukkan status ataupun fungsi dari makhluk tersebut . Selain itu, didalam
ajaran al-Kitab atau The Bible tidak semua malaikat bersifat suci, ada diantara
mereka yang justru jatuh dan terjebak dalam dosa serta bisa dihakimi oleh
manusia.
Bahkan hamba-hamba Allah di surga, tak dapat
dipercayai oleh-Nya. Bahkan pada malaikat-malaikat-Nya didapati-Nya kesalahan
dan cela - Perjanjian Lama : Ayub : 4 : 18 [3]
Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan
malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka -
Perjanjian Baru : II Petrus : 2
Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang
tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat
kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai
penghakiman pada hari besar - Perjanjian Baru: Yudas 1: 6
Tidak tahukah kamu, bahwa kita akan menghakimi
malaikat-malaikat ? Jadi apalagi perkara-perkara biasa dalam hidup kita
sehari-hari - Perjanjian Baru: I Korintus 6 : 3
Tentang tugas, jumlah maupun nama-nama dari
malaikat, al-Kitab tidak bercerita apapun kepada kita kecuali Mikail yang
dinyatakan selaku penghulu semua malaikat (Lihat Perjanjian Baru : Yudas 1 : 9)
dan kelak akan bertempur melawan Iblis (Lihat Perjanjian Baru : Wahyu 12 : 7),
malaikat Jibril atau Gabriel sebagai penyampai wahyu (Lihat Perjanjian Baru :
Injil Lukas 1 : 19) dan Abadon yang bertugas mencabut nyawa (Lihat Perjanjian
Baru : Wahyu 9 : 11).
Ajaran Kristen juga mengenal keberadaan malaikat pelindung (Guardian Angel) yang diberikan Tuhan kepada tiap-tiap orang dan yang secara istimewa berfungsi melindungi jiwa dan badan manusia selama hidup maupun mati . Bahkan Paus Pius XI dan Paus Yohanes XXIII menekankan agar setiapkali manusia menghadapi kesulitan meminta bantuan kepada sang malaikat pelindung .
Pengertian Malaikat sendiri menurut kamus Islam
[4] adalah makhluk Allah yang diciptakan dari cahaya, sesuai dengan hadis yang
berasal dari Nabi Muhammad yang disampaikan oleh ‘Aisyah, istri beliau.
Malaikat diciptakan dari cahaya, Jin diciptakan
dari api dan Adam diciptakan dari apa yang telah dijelaskan-Nya kepada kalian -
Hadis Riwayat Muslim
Mungkin karena adanya kesamaan unsur malaikat
dengan unsur Tuhan inilah maka seluruh sifat yang ada pada malaikat menurut
ajaran Islam adalah cermin dari sifat-sifat Allah sang Pencipta.
Allah itu cahaya bagi langit dan bumi ...
Cahaya diatas cahaya, Allah memimpin kepada cahaya-Nya
Siapa yang Dia inginkan - Qs. 24 an-nur : 35
Cahaya diatas cahaya, Allah memimpin kepada cahaya-Nya
Siapa yang Dia inginkan - Qs. 24 an-nur : 35
Aku bertanya kepada Rasulullah Saw :
“Adakah engkau melihat
Tuhan?” Beliau menjawab :
“Cahaya ! Bagaimana aku bisa
melihat-Nya ?” - Hadis
Riwayat Muslim dari Abu Zar
Berbeda dengan ajaran al-Kitab tentang
malaikat, maka Islam menjelaskan bahwa para malaikat itu senantiasa tunduk dan
patuh kepada perintah Allah dan tidak pernah melanggar larangan-Nya.
Sesungguhnya mereka (yaitu para malaikat) yang
ada di sisi Tuhanmu tidak ingkar beribadah kepada-Nya dan mereka selalu
bertakbir untuk-Nya serta hanya kepada-Nya saja mereka bersujud
- Qs. 7 al-a’raf : 206
- Qs. 7 al-a’raf : 206
Malaikat berbakti dengan memuji Tuhan mereka
Dan memintakan ampunan bagi orang-orang yang ada dibumi
- Qs. 42 asy-Syura : 5
- Qs. 42 asy-Syura : 5
Para Malaikat yang di sisi-Nya, mereka tidak
punya rasa angkuh untuk mengabdi kepada-Nya dan tidak merasa letih,
mereka selalu bertakbir malam dan siang tiada henti-hentinya.
- Qs. 21 al-anbiyaa : 19 - 20
mereka selalu bertakbir malam dan siang tiada henti-hentinya.
- Qs. 21 al-anbiyaa : 19 - 20
Ditengah umat Islam beredar sejumlah nama-nama
malaikat berikut tugas dan kedudukan mereka. Dja’far Amir [5] misalnya, menyebutkan 9 nama
dari malaikat yaitu: Jibril bertugas membawa wahyu kepada para Nabi dan Rasul,
Izrail bertugas sebagai pencabut nyawa, Mungkar dan Nakir selaku dua malaikat
yang melakukan interogasi terhadap mayat didalam kubur, Israfil berfungsi
sebagai peniup sangkakala pada hari kiamat, Mikail bertugas memberikan hujan dan
pengatur rezeki, Raqib dan ‘Atid selaku dua malaikat pencatat amal manusia, Ridwan sebagai
penjaga syurga, Malik sebagai penjaga neraka dan Hamalatul ‘Arsy sebagai malaikat yang membawa
‘Arsy Tuhan dihari kiamat
(Lihat Qs. 69 Al-Haqqah : 17).
Al-Qur’an sendiri pada dasarnya tidak pernah menjelaskan nama-nama dari para malaikat sebagaimana tersebut diatas termasuk jumlah total dari mereka secara keseluruhan, berhubungan tentang malaikat, Al-Qur’an hanya mengenalkan nama Jibril yang disifatkan sebagai malaikat dengan akal cerdas (Lihat Qs. 53 an-Najm : 6) dan digelari juga sebagai Ruh Suci (Lihat Qs. 16 an-Nahl : 102) lalu Malik yang di-indikasikan sebagai nama malaikat penjaga neraka (Lihat Qs. 43 az-Zukhruf : 77) serta Mikail (Lihat Qs. 2 al-Baqarah : 98) dan Zabaniah (Lihat Qs. 96 al-Alaq : 18) yang tidak dijelaskan apa tugas dan fungsinya.
Menyangkut istilah Malik tersebut, Dalimi Lubis
[6] berpendapat bahwa nama ini belum bisa dikatakan sebagai nama individu,
tetapi mengingat bahwa yang dipanggil Malik itu dalam ayat tersebut merujuk pada
malaikat yang ada dan berkuasa dineraka maka lebih tepat jika nama ini merupakan
gelar dari tugas malaikat tersebut, yaitu penjaga neraka.
Pendapat Dalimi Lubis ini memang ada benarnya,
sebab jika kita kembalikan kata Malik yang ada pada ayat tersebut dengan istilah
Maliki yaumiddin pada surah 1 al-Fatihah ayat ke 3 yang artinya Penguasa hari
pembalasan, maka bisa jadi yang dimaksud dengan kata Malik dalam surah
az-Zukhruf ayat 77 merujuk pada tugas sang malaikat selaku penjaga neraka dan
bukan sebagai nama diri dari sang malaikat itu sendiri. Apalagi kita juga bisa
menemukan didalam al-Qur’an,
penjaga neraka itu bukan hanya satu malaikat saja tetapi disebutkan secara
jamak, misalnya:
Dan orang-orang yang dineraka berkata kepada penjaga-penjaga Jahannam : “Mintalah kepada Tuhanmu agar Dia meringankan azab dari kami sehari saja.” - Qs. 40 al-Mu’min : 49
Yang untuknya ada sembilan belas penjaga Dan
Kami tidak menjadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat ! Dan Kami
tidak menjadikan bilangan mereka melainkan sebagai ujian bagi orang yang kafir !
- Qs. 74 al-Muddatsir : 31
Sementara istilah Zabaniah dalam surah al-Alaq
ayat 18 memang sebagian besar ditafsirkan sebagai nama diri dari malaikat yang
diancamkan Allah bagi mereka yang menghalangi seseorang melakukan Sholat [7] ,
akan tetapi A. Hassan dalam Tafsir al-Furqonnya menterjemahkan istilah Zabaniah
pada ayat tersebut sebagai Tentara Tuhan yang gagah [8] .
Secara umum, al-Qur’an memberikan informasi kepada kita bahwa
para malaikat itu memang memiliki otoritas tertentu yang sudah diberikan oleh
Allah terhadap diri manusia. Misalnya ada malaikat-malaikat yang diberi wewenang
untuk mencabut nyawa (Lihat Qs. 32 as-Sajdah : 11), malaikat-malaikat yang
merekam atau mencatat semua perbuatan (Lihat Qs. 43 az-Zukhruf : 80 dan Qs. 50
Qaf : 17), Malaikat-malaikat yang bertugas membantu Nabi dalam peperangan (Lihat
Qs. 3 Ali Imron : 125 dan Qs. 9 at-Taubah : 26) dan ada pula malaikat yang
diberi otoritas sebagai pelindung (Lihat Qs. 6 al-An’am : 61) dan sebagainya, akan tetapi
sekali lagi, al-Qur’an tidak
menjelaskan secara detil mengenai nama-nama dan jumlah mereka keseluruhan
kecuali Jibril dan Mikail.
Siapa yang menjadi musuh Allah, Malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh bagi orang-orang yang kafir - Qs. 2 al-Baqarah : 98
Dalam sebuah riwayat Bukhari dari Anas
diceritakan bahwa orang Yahudi bernama Abdullah bin Salam telah menganggap
Jibril sebagai malaikat perang yang menjadi musuh manusia sementara dalam
riwayat lain yang disampaikan oleh Ahmad, Tirmidzi dan Nasa’i dari Ibnu Abbas diceritakan bahwa orang
Yahudi telah membandingkan kehebatan dan kekuasan antara malaikat Mikail dan
Jibril (sumber: lihat Referensi no [7]) lalu ayat diatas turun sebagai teguran
bagi mereka.
Mengenai wujud dari malaikat itu sendiri
al-Qur’an menjelaskan sebagai
berikut :
Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan
bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan yang mempunyai sayap,
masing-masing dua, tiga dan empat - Qs. 35 Fathir : 1
Wujud malaikat rasanya mustahil dapat dilihat
dengan mata telanjang, karena mata manusia (dengan unsur dasar tercipta dari
tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk (Qs. 15 al-Hijr : 28))
tidak akan mampu melihat wujud dari malaikat yang asalnya terdiri dari cahaya
bahkan Nabi Muhammad sendiri disebutkan secara jelas hanya mampu melihat wujud
asli dari malaikat Jibril sebanyak dua kali (Lihat Qs. 53 an-Najm ayat 6 s/d 14)
Kita bisa melihat wujud malaikat hanya apabila
malaikat itu sendiri yang merubah wujudnya menjadi sesuatu yang bersifat materi
seperti berwujud manusia sebagaimana yang sering terjadi dalam cerita-cerita
al-Qur’an (Lihat misalnya Qs.
19 Maryam : 17 dan Qs. 15 al-Hijr : 51), untuk memastikan bahwa kita telah
melihat malaikat yang sebenarnya didalam mimpi atau melalui ilmu-ilmu ghaib
tertentu pun nyaris tidak bisa dijadikan sandaran, sebab ada tertulis didalam
al-Kitab bahwa Iblis mampu menyamar menjadi malaikat (Lihat Perjanjian Baru : II
Korintus 11:14).
Dan terlepas dari sejauh mana kita meyakini
pernyataan tersebut, setidaknya fenomena yang tertulis disana telah benar
terjadi dalam kehidupan nyata. Masih ingatkah anda tentang kisah pimpinan Jemaah
Salamullah bernama Lia Aminuddin yang mengaku dirinya didatangi oleh malaikat
Jibril ? -Konon sebelum mengaku sebagai Jibril, makhluk tersebut mengaku bernama
Habib al-Huda, yaitu nama Jin yang dipercaya pernah mendampingi Nabi Muhammad
Konon lagi menurutnya, kedatangan Jibril itu
untuk menobatkan dirinya sebagai replika dari Maryam, ibunda Nabi Isa al-Masih
yang tidak lain mewujud pada diri anaknya sendiri bernama Ahmad Mukti [9].
Bahkan masih menurut Lia Aminuddin juga, arwah
Nabi Muhammad sendiri memberikan restu kepada beliau saat melakukan sholat
didekat makamnya dimasjid Nabawi Madinah dengan mengklaim bahwa tidak mungkin
Iblis mampu masuk kedalam kota Madinah apalagi berada didekat makam sang Nabi.
Disinilah makanya menurut saya Allah sudah
mewajibkan agar orang-orang yang beriman itu harus punya ilmu dan mau menggali
agamanya secara lebih mendalam, segala sesuatu itu dikaji dengan akal dan
pikiran yang wajar, jika tidak ya begini inilah kejadiannya.
Apa istimewanya kuburan Nabi ...? hanya orang
yang menyukai hal-hal klenik dan mistis saja menganggapnya keramat dan
memberikan berkah dan itu semua sudah masuk dalam kategori syirik atau
penyekutuan Tuhan meski secara halus. Jika memang mau hormat kepada Nabi ya
ikuti ajarannya, cintai keluarganya, bershalawatlah untuknya bukan mengagungkan
kuburannya.
Jangankan Iblis, seorang Yazid pun yang
notabene manusia biasa, dengan pasukan perangnya mampu mengobrak-abrik kota
Madinah dihari-hari pembantaian Imam Husein.
Karenanya tidak salah jika pada bulan Desember
1997 yang lalu, MUI (Majelis Ulama Indonesia) secara resmi memberikan fatwa
sesat dan menolak keabsahan ajaran Jemaah Salamullah.
Referensi :
-----------
[1]petruspaulus@waltdisney.com, "PDMPKK St.
Petrus Paulus" : Warta Petrus Paulus Edisi III April-Mei 1998 yang dikirim pada
milis paroki@parokinet.org,
tanggal 06 April 1998
[2]Encyclopedia Britannica Deluxe Edition 2004
CD
[3]J.F. Kasenda Software Alkitab dalam Bahasa Indonesia versi 2.0a 25 September 1999 dengan versi alkitab yang aktif Bahasa sehari-hari, Terjemahan tersebut sedikit berbeda apabila versi alkitab yang aktif adalah Terjemahan Resmi yang ayatnya berbunyi : Sesungguhnya, hamba-hamba-Nya tidak dipercayai-Nya, malaikat-malaikat-Nya didapati-Nya tersesat
[4]Drs. Abu Baiquni, Dra. Arni Fauziana, Kamus Istilah Agama Islam, Penerbit Arkola, Surabaya, 1995, hal. 16
[5]Dja’far Amir, Ilmu Tauhid, Penerbit AB. Sitti Sjamsijah, Solo, 1965, hal. 39
[6]Dalimi Lubis, Alam Barzakh (Alam Kubur), Ghalia Indonesia, 1981, hal. 188
[7]K.H. Qamaruddin Shaleh, H.A.A. Dahlan, Drs. M.D. Dahlan Asbabun Nuzul Latar belakang historis turunnya ayat-ayat alQur’an cetakan ke-2 Penerbit CV. Diponegoro Bandung 1975
[8]A. Hassan, Tafsir al-Furqon, Pustaka Tamaam, Bangil, 1986, hal. 1219
[9]Majalah Gatra, Nomor 42/IV, Imam Mahdi, Maryam, dan Jibril, Menyatu Dalam Tubuh Lia Aminuddin, 5 September 1998
[3]J.F. Kasenda Software Alkitab dalam Bahasa Indonesia versi 2.0a 25 September 1999 dengan versi alkitab yang aktif Bahasa sehari-hari, Terjemahan tersebut sedikit berbeda apabila versi alkitab yang aktif adalah Terjemahan Resmi yang ayatnya berbunyi : Sesungguhnya, hamba-hamba-Nya tidak dipercayai-Nya, malaikat-malaikat-Nya didapati-Nya tersesat
[4]Drs. Abu Baiquni, Dra. Arni Fauziana, Kamus Istilah Agama Islam, Penerbit Arkola, Surabaya, 1995, hal. 16
[5]Dja’far Amir, Ilmu Tauhid, Penerbit AB. Sitti Sjamsijah, Solo, 1965, hal. 39
[6]Dalimi Lubis, Alam Barzakh (Alam Kubur), Ghalia Indonesia, 1981, hal. 188
[7]K.H. Qamaruddin Shaleh, H.A.A. Dahlan, Drs. M.D. Dahlan Asbabun Nuzul Latar belakang historis turunnya ayat-ayat alQur’an cetakan ke-2 Penerbit CV. Diponegoro Bandung 1975
[8]A. Hassan, Tafsir al-Furqon, Pustaka Tamaam, Bangil, 1986, hal. 1219
[9]Majalah Gatra, Nomor 42/IV, Imam Mahdi, Maryam, dan Jibril, Menyatu Dalam Tubuh Lia Aminuddin, 5 September 1998
Wassalam,
0 Response to "MALAIKAT"
Posting Komentar