Baitul ilmi 21.18 Perang Tabuk Antara Muslimin dan Romawi 19 Rajab, Perang Tabuk Antara Muslimin dan Romawi Perang Tabuk Antara Muslimin dan Romawi Perang Tabuk merupakan perang terakhir yang terjadi di masa Rasulullah Saw. Penyebab terjadinya perang Tabuk bermula dari para pedagang Syam yang mengabarkan kepada Rasulullah Saw bahwa Romawi mempersiapkan pasukan untuk menyerang Madinah. Rasulullah langsung memerintahkan umat Islam baik yang tinggal jauh dari Madinah atau di dalam kota untuk bersiap-siap berperang. Sekalipun jarak yang harus ditempuh jauh, udara yang begitu panas dan tepat di masa panen, kebanyakan umat Islam tetap mempersiapkan dirinya untuk berperang. Tapi ada sekelompok orang munafik di Madinah menyampaikan kepada Rasulullah Saw pelbagai alasan agar tidak ikut dalam perang ini. Tidak itu saja, mereka juga berusaha mencegah orang lain untuk ikut perang. Nabi Muhammad Saw tahu hakikat yang sebenarnya. Oleh karenanya, beliau memerintahkan Imam Ali as untuk tetap berada di Madinah dan beliau ikut dalam perang ini. Akhirnya pasukan Muslimin yang berjumlah 30 ribu pada 19 Rajab 9 Hijriah tiba di medan perang, tapi mereka tidak menemukan tanda-tanda keberadaan pasukan Romawi. Dalam peristiwa ini, sekalipun tidak terjadi perang, yang terjadi adalah kehormatan Islam tetap terjaga dan umat Islam terbukti siap berkorban untuk menghadapi pasukan kufur. Perang Tabuk ini juga disebut perang Fadhihah yang berarti terungkap. Karena sebagian orang yang menunjukkan dirinya muslim ternyata mereka adalah orang munafik. Abu Alwalid Sulaiman bin Khalf Maliki Tanggal 19 Rajab 474 Hijriah, Abu Alwalid Sulaiman bin Khalf Maliki, seorang ahli fiqih Andalusia, meninggal dunia. Selain menguasai bidang fiqih, Abu Alwalid adalah seorang penghafal dan penafsir Quran, sastrawan, dan penyair. Abu Alwalid pada awalnya mengajar agama dan menyebarkan hadis Nabi Muhammad Saw di Andalusia, kemudian di Mekah dan di Baghdad. Karya-karya yang ditinggalkan oleh Abu Alwalid di antaranya buku berjudul "Tafsir Quran", "An-Nasikh wal Mansukh", dan "Al-Isyarah". Ayatullah Syaikh Muhammad Khalisi Wafat Tanggal 19 Rajab 1383 Hijriah, Ayatullah Syaikh Muhammad Khalisi yang terkenal dengan nama Khalisi Zadeh, meninggal dunia di Baghdad. Selain menekuni bidang ilmu agama, beliau juga aktif dalam perjuangan menentang penjajahan Inggris. Aktivitas beliau menyebabkan pemerintah Inggris mengasingkannya ke Iran. Ayatullah Khalisi Zadeh banyak meninggalkan karya penulisan, di antaranya berjudul "Kejahatan Inggris di Bain-Nahrain" dan "Tuhan di Alam". (IRIB Indonesia) iklan Share on Facebook Share on Twitter Share on Google+ Share on LinkedIn Subscribe to receive free email updates: Related Posts :Pentingnya Menuntut Ilmu dan Kewajiban Mengamalkannya Menuntut Ilmu Sejarah pernah mencatat, bahwa imperium Utsmaniyah pernah memiliki peranan yang menentukan dalam percaturan dunia. … Read More...Akhlak Rasulullah adalah Al-Qur’an KH Agus Ali Masyhuri Allah SWT berfirman dalam surah Al Qalam : 4 yang maknanya : Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi… Read More...Penerapan Nilai-Nilai Islam dalam Peradaban Masa Kini Prof DR H Akhwan Muharrom, MA Imam Ghozali, menjelaskan bahwa syukur itu mencakup 3 aspek, pertama,lisan (pengakuan dalam lisan). Mengu… Read More...Rasulullah SAW dan Uang Delapan Dirham Suatu hari Rasulullah SAW bermaksud belanja. Dengan bekal uang 8 dirham, beliau hendak membeli pakaian dan peralatan rumah tangga. Bel… Read More...Petunjuk Rasulullah Tentang Alam Kubur Oleh : DR. H. Zainuddin MZ, MA Nikmatnya sesuai dengan bimbingan Rasulullah SAW, pada setiap kehidupan kita ini, selalu mengingatkan a… Read More...
0 Response to "Perang Tabuk Antara Muslimin dan Romawi"
Posting Komentar