Orang yang mengatakan bahwa poligami itu sama dengan selingkuh, maka secara
tidak langsung ia menuduh bahwa Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salam
itu juga selingkuh, bahkan para nabi dan rasul juga selingkuh. Nabi-nabi yang
diakui oleh umat Yahudi dan Kristiani, dan termaktub di dalam kitab suci mereka
–walau telah ditahrif / diubah-ubah- juga melakukan poligami. Nabi Ibrahim
(Abraham) ’alaihi Salam, memiliki beberapa orang isteri, diantaranya
adalah : Sarah (Sara) yang melahirkan Ishaq (Isaac) –kakek buyut bangsa Israil-
dan Hajar (Hagar) yang melahirkan Ismail (Ishmael) –kakek buyut bangsa Arab- ’alaihimus
Salam.
Nabi Ya’qub (Jacob) ’alaihi Salam dikisahkan juga memiliki dua orang
isteri kakak adik puteri dari saudara ibunya, yang bernama Lia (Liya) dan Rahil
(Rachel) [catatan : mengumpulkan dua orang saudara (adik kakak) dalam satu
pernikahan dahulu diperbolehkan lalu dilarang pada zaman Rasulullah oleh
al-Qur’an]. Demikian pula dengan Nabi Dawud (David) dan puteranya Nabi Sulaiman
(Solomon) ’alaihima Salam yang memiliki banyak isteri dan budak wanita.
Lantas, apakah
mereka semua ini dikatakan telah melakukan selingkuh, manusia yang ’gila
wanita’, hipersex, atau tuduhan-tuduhan keji lainnya? Na’udzu billahi min
dzaalik. Semua umat beragama pasti faham dan yakin, bahwa para Nabi itu ma’shum
(infallible/terjaga dari dosa) dan menuduh keburukan pada salah satu Nabi
berimplikasi pada kekafiran... Tidakkah mereka juga mengetahui bahwa Nabi Dawud
itu adalah seorang Nabi yang paling banyak beribadah kepada Alloh, bahkan
beliau adalah orang yang paling sering melaksanakan puasa. Beliau berpuasa
sehari dan berbuka sehari dan sunnah ini pun akhirnya dikenal di dalam Islam
dengan mana Puasa Dawud. Apakah mungkin orang yang sibuk dengan ibadah dan
banyak puasanya dikatakan sebagai manusia ’haus seks’ –wal’iyadzubillah-?
Bahkan bisa jadi orang-orang yang menghujat itulah yang sebenarnya haus seks
sehingga ia menuduh untuk menyembunyikan sifat buruknya ini.
:: Umat Terdahulu Juga Melakukan Poligami ::
Poligami bukan merupakan praktek yang dikenalkan oleh Islam pertama kali.
Namun poligami merupakan praktek yang telah berlangsung semenjak zaman dahulu,
setua dengan tuanya usia peradaban manusia.
Hamdi Syafiq
mengatakan :
It is not Islam that
has ushered in polygamy. As historically confirmed, polygamy has been known
since ancient times ‑ a phenomenon as old as mankind itself With polygamy
having been a commonplace practice since Paranoiac times
”Islam bukanlah yang pertama kali memperkenalkan poligami. Secara historis
ditetapkan bahwa poligami telah dikenal semenjak masa lalu, sebuah fenomena
yang usianya setua manusia itu sendiri dimana poligami telah menjadi sebuah
praktek yang lazim semenjak masa Paranoiak” [Hamdi Syafiq, Wives Rather Than Mistress].
Hamdi Syafiq
melaporkan bahwa, Ramses II, Raja Fir’aun yang terkenal (berkuasa 1292-1225 SM)
memiliki 8 orang isteri dan memiliki banyak selir dan budak wanita yang
memberikannya 150 putra dan putri. Dinding biara pemujaan merupakan bukti
sejarah terkuat, dimana tercantum nama-nama isteri, selir dan anak-anak dari
tiap wanita tersebut. Ratu cantik Neferteri merupakan isteri termasyhur Ramses
II, yang terkenal berikutnya adalah Ratu Asiyanefer atau Isisnefer yang
melahirkan puteranya, Raja Merenbatah, yang naik tahta setelah ayah dan
kakaknya mangkat.
Poligami juga sudah lazim dilakukan oleh masyarakat negeri Slavia yang
sekarang menjadi Rusia, Serbia, Cechnia dan Slovakia, juga lazim dilakukan oleh
penduduk negeri Lituania, Estonia, Macedonia, Rumania dan Bulgaria. Jerman dan
Sakson, yang merupakan dua ras utama mayoritas populasi di Jerman, Austria,
Switzerland, Belgia, Belanda, Denmar, Swedia, Nirwagia dan Inggris, juga
merupakan negeri yang melakukan praktek poligami secara meluas. Masyarakat
paganis (watsaniy) di Afrika, India, Cina, Jepang dan asia tenggara juga
banyak melakukan poligami. [ibid]
0 Response to ":: Para Nabi dan Rasul Melakukan Piligami::"
Posting Komentar