:: Mengapa
Bicara Poligami::
Poligami merupakan nizham (peraturan/syariat) di
dalam Islam yang semenjak dahulu dijadikan sasaran bulan-bulanan oleh kaum
orientalis dan kuffar untuk menghantam dan mencela agama Islam dan Rasulullah Shallalallahu
’alaihi wa Salam.
Bahkan semenjak zaman Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salam, kaum
kafir Yahudi sudah mulai menghembuskan celaan-celaan dan hujatan-hujatan kepada
Nabi dan syariat Poligami ini. Diriwayatkan oleh
’Umar Maula (mantan budak) Ghufroh [dia berkata] :
قالت اليهود لما رأت الرسول يتزوج
النساء: أنظروا إلى هذا الذي لا يشبع من الطعام، ولا والله ماله همة إلا النساء
”Orang Yahudi berkata ketika melihat Rasulullah menikahi wanita : Lihatlah orang yang tidak pernah kenyang dari makan ini, dan demi Alloh, ia tidaklah punya hasrat melainkan kepada para wanita.” [Thobaqot al-Kubra karya Ibnu Sa’ad, juz VIII hal. 233, melalui perantaraan Hamdi Syafiq, Zaujaat Laa Asyiiqoot at-Ta’addudi asy-Syar’i Dhorurotul Ashri].
Mereka -kaum
Yahudi- mendengki kepada Rasulullah dan ketika mereka melihat Rasulullah
berpoligami maka mereka jadikan hal ini sebagai sarana untuk menjatuhkan dan
merendahkan beliau ’alaihi Sholatu wa Salam. Mereka menyebarkan
kedustaan dengan berkata : ”Kalau seandainya Muhammad itu benar-benar seorang
Nabi, niscaya ia tidak akan begitu berhasrat kepada wanita.” [ibid].
Diantara para pencela tersebut adalah seorang orientalis klasik yang
bernama Ricoldo De Monte Croce (w. 1320 M) yang menulis buku “Contra Sectam
Mahumeticam Libellius” (Menentang Gaya Hidup Sekte Muhammadanism), ia menyebut
agama Islam sebagai Muhammadisme yaitu agama yang diciptakan oleh Muhammad Shallallahu
’alaihi wa Salam, selain itu dengan keji orang laknat ini menyebut
Rasulullah sebagai setan antikristus yang amoral dan gila seks. Dia menuduh
Rasulullah dengan tuduhan-tuduhan keji –semoga Alloh mengutuknya-. [Harmutz Bobzin, A Treasury of Heresies hal. 16]
Apa yang dipaparkan oleh De Monte Croce ini, diikuti oleh seorang reformis
agama kristiani, pencipta aliran Protestanisme, Martin Luther yang menterjemah
karya Ricoldo ke dalam bahasa Jerman. Ia memiliki pandangan yang sama dengan
Ricoldo, menghina Islam dan Rasulullah dan menuduh beliau Shallallahu
‘alaihi wa Salam dengan tuduhan keji dan dusta. [ibid]
Mereka –semoga
Alloh melaknatnya dan membinasakan mereka-, mencela Nabi yang mulia ’alaihi
Sholatu wa Salam dengan celaan yang keji. Seakan-akan Rasulullah adalah
manusia yang ’gila dengan wanita’ –wal’iyadzubillah-, dan tuduhan-tuduhan keji
ini terus berlangsung secara estafet, hingga kepada para orientalis kuffar,
yang akhirnya turut merasuk dan mengkontaminasi pemikiran sebagian kaum
muslimin yang terpukau dengan hadharah (peradaban) barat yang buruk,
mengungkit-ungkit syariat –bahkan menghujatnya- dan menganggap bahwa syariat
Islam itu barbar dan tidak manusiawi (merendahkan kaum wanita). Allohul
Musta’an.
Pemahaman ini pun dibawa dan dikumandangkan oleh para cendekiawan (baca :
cendawan) muslim(?) yang menggembargemborkan madzhab bid’ah liberalisme,
sosialisme islam, feminisme, dan isme isme lainnya yang merupakan produk impor
dari sampah pemikiran (afkar/thought) dan peradaban (hadharah/civilitation)
kaum herecies (kuffar), semisal Hasan Hanafi, Syed Hossen Nasr, Nasr
Abou Zaed, Khaled Abou Fadl, Mohamed Arkoun, Fatima Mernissi, Amina Wadud, dan
selain mereka dari kaum zanadiqoh, para pengagum kesesatan dan bid’ah.
Penulis katakan,
apabila ada orang yang mencela poligami, maka pada hakikatnya ia mencela
syariat Islam itu sendiri, bahkan ia mencela sang Pembuat Syariat, Alloh Azza
wa Jalla Sang Pencipta : yang menciptakan alam semesta dan makhluk-Nya
secara berpasang-pasangan, yang menurunkan syariat poligami (poligini) bagi
hamba-hamba-Nya dan Dia Maha Mengetahui atas kebaikan bagi makhluk-makhluk-Nya,
sedangkan makhluk-Nya tidak memiliki pengetahuan melainkan hanya sedikit saja
yang tidak lebih dari setetes air di samudera. Akan tetapi kebanyakan manusia
itu sombong dan membangkang, mereka lebih mengagungkan akalnya ketimbang
mengagungkan Alloh dan syariat-Nya, apa yang menurut mereka buruk maka mereka
anggap buruk, padahal betapa sering terjadi apa yang mereka anggap buruk
ternyata baik di sisi Alloh, dan apa yang mereka anggap baik ternyata buruk di
sisi Alloh, dan Alloh adalah lebih mengetahui daripada mereka
0 Response to "Poligami Dihujat"
Posting Komentar