"Sesunguhnya Kami telah menurunkannya (al-Quran) pada malam
kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu. Malam kemuliaan itu
lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan
malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu
(penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS al-Qadr [97]: 1-5).
Saudaraku, begitu besar kasih sayang yang diberikan Allah
kepada hamba-Nya. Lihattlah kita ,manusia, sebagai hamba-Nya dengan tabiat yang
sering jatuh bangun dalam lumpur dosa. Namun Allah senantiasa mengasihi dengan
memberi kita kemudahan-kemudahan untuk mensucikan diri dari karat-karat dosa
dan kemaksiatan. Tak bisa dibayangkan, sebesar apa noda hitam kemaksiatan itu
tergores dalam hati, apabila Allah tidak melimpahkan ampunan-Nya yang Maha
Luas.
Ramadhan, merupakan salah satu sarana yang Allah berikan kepada
kita memperoleh ampunan-Nya. Banyak sekali kelebihan-kelebihan yang Allah
berikan kepada hamba_nya melalui Ramadhan ini, sehingga wajar kalau Rasulullah
mengekspresikan keutamaannya dengan perkataan "Apabila umat ini tahu apa
yang ada dalam Ramadhan, niscaya mereka akan mengharapkan hal itu selam satu
tahun penuh." (HR Tabrani).
Bahkan salah satu malam yang diselimuti keberkahan hanya terdapat
pada salah satu malam di bulan Ramadhan. Betapa agungnya Ramadhan sehingga tak
ada selainya yang mendapatkan malam mulia yang lebih baik dari seribu bulan.
Rasulullah saw., bersabda, "Barangsiapa yang beribadah pada malam Lailatul
Qadr, niscaya diampuni dosa-dosanya yang sudah lewat. (HR Bukhari dan Muslim)
Banyak penjelasan Rasulullah saw yang sampai pada kita tentang keutamaan-keutamaan malam yang penuh berkah ini. Sebagai malam yang terbaik dan paling barakah diantara malam yang ada, didalamnya Allah telah menjanjikan pada hambanya yang ikhlas dan berharap untuk mendapatkan perlindungan-Nya di hari akhir, akan melipatgandakan sampai 1000 bulan untuk amal-amalan kebaikan yang dilakukan pada malam ini.
Banyak penjelasan Rasulullah saw yang sampai pada kita tentang keutamaan-keutamaan malam yang penuh berkah ini. Sebagai malam yang terbaik dan paling barakah diantara malam yang ada, didalamnya Allah telah menjanjikan pada hambanya yang ikhlas dan berharap untuk mendapatkan perlindungan-Nya di hari akhir, akan melipatgandakan sampai 1000 bulan untuk amal-amalan kebaikan yang dilakukan pada malam ini.
Banyak sekali hadist yang menerangkan bahwa kaum muslim hendaklah
mencari lailatul qadar diantara tanggal ganjil pada sepuluh hari terakhir bulan
Ramadhan (HR Bukhari) atau tujuh malam terakhir bulan itu (HR Bukhari).
Tampaknya bagi kita tidak menjadi persoalan kapan lailatul qadar itu
didatangkan, tetapi yang penting adalah menjemput kedatangannya pada setiap
waktu dan mempersiapkan diri untuk itu. Mungkin lebih baik jika kita pusatkan
perhatian pada kesiapan mental, kejernihan hati, ketulusan jiwa, keadilan
pikiran, kepenuhan iman kita, serta totalitas iman dan kepasrahan jiwa kita
kepada Allah Azza Wa Jalla.
Karena itulah, Ramadhan dengan lailatul Qadar-Nya sebagai media
yang bisa mengantarkan kita pada kesucian. Adalah sangat disunahkan bagi kita
untuk berusaha memperolehnya dengan memperbanyak ibadah dan amalan-amalan yang
baik. Rasulullah, suatu ketika mengatakan "Barang siapa beramal pada malam
lailatul qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka
terampunilah dosa-dosanya yang telah lalu". Tidak berlebihan memang, kalau
Allah menamainya yang kebaikannya melebihi seribu bulan.
Tentu alangkah sombongnya manusia yang sangat membutuhkan pengampunan
dari Allah atas perbuatan-perbuatan mereka yang banyak menyimpang, apabila
mereka menyia-nyiakan kesempatan emas yang bersifat tak tentu akan mereka
dapatkan di masa-masa yang akan datang. Siapa yang bisa menjamin bahwa
usia kita akan sampai Ramadhan tahun-tahunyang akan datang. Oleh karena itu
merupakan keharusan yang tidak bisa tidak bagi kita, untuk mengejarnya,
sehingga janji-janji Allah yang telah ditaburkan itu benar-benar bisa kita
dapatkan.
Berangkat dari sini, kita bisa menyikapinya dengan senatiasa
mengoptimalkan ibadah kita di 10 malam terakhir dalam bulan yang penuh rahmat
ini. Dengan begitu kita kita tidak khawatir akan terlepas dari malam lailatul
qadar. Karena kita mencarinya hany pada malam-malm tertentu.
Kemudian setelah paparan diatas, kita sebagai hamba Allah yang
benar-benar memahami kebenaran kekuasaannya sadar bahwa usaha kitadalam mencari
lailatul qadar ini adalah untuk membuktikan dan merealisasikan penghambaan kita
kepad Allah Swt, sehingga hal itu mengingatkan kita, seharusnya kita
bersama-sama mendekatkan diri kapanpun dan dimanapun, tanpa dibatasi ruang dan
waktu. Semoga Allah Yang Maha Agung, memberi kesempatan kepada kita untuk
mengecap, menikmati, dan melampaui malam lailatul qadar pada bulan Ramadhan ini
dengan kesungguhan beribadah dan keikhlasan hati.
Saudaraku yang budiman, para ulama menerangkan bahwa hikmah
disembunyikannya malam qadar, tidak ditegaskan malamnya, ialah supaya kita
berusaha mencarinya, meningkatkan ibadah di setiap malam, membanyakkan doa
semoga memperolehnya, sebagaimana yang dilakukan ulam salaf.
Saudaraku yang baik, Rasulullah SAW sengaja memperlihatkan
keistimewaan yang ada pada malam kemuliaan (lailatul qadr) yang penuh berkah
itu. Karena beliau tahu bahwa dahulu pernah ada seorang lelaki bani Israil yang
selama 1000 bulan selalu memakai pedang berjuang dijalan Allah. Karena umur
ummatnya tidak ada yang sepanjang itu, maka Allah menurunkan surat Al-Quran
yang menerangkan mengenai malam kemuliaan itu: "Sesungguhnya kami
menurunkannya (al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam
kemuliaan itu? Malam kemulian itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu
turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur
segala urusan. Malam itu penuh dengan kesejahteraan sampai terbit fajr"
(Al Qadr 1-5).
Al Qadr berarti kemuliaan atau tempat kedudukan yang tinggi, atau
dikatakan juga takdir (ketentuan) dan keduanya dianggap benar. Ia merupakan
tempat menentukan segala urusan dalam setiap tahun, seperti firman Allah:
"Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran pada suatu malam yang diberkati,
dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan
segala urusan yang penuh hikmah" (Ad Dukhan 3-4).
Seribu bulan lebih lamanya daripada 83 tahun (sepanjang umur manusia).
Dan melakukan ibadah pada malam itu pahalanya setara dengan melakukan ibadah
sepanjang masa. Tentu saja itu merupakan kemurahan. Oleh karena itulah
Rasulullah menjadi orang yang paling antusias untuk melakukannya. Demi hal itu
beliau melakukan i'tikaf di masjid, seraya melepaskan diri dari segala
kesibukan dunia. Beliau bersabda: "Barang siapa melakkuakn ibadah pada
malam kemuliaan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah
lalu akan diampuni".
Suatu hal yang perlu diperhatikan mengenai keistimewaan malam
kemuliaan ini ialah, bahwa Allah memuliakan segenap manusia dengan cara
menurunkan cahaya petunjuk pada malam itu. Karenanya, gelap kesesatan hilang
sirna. Pada malam itu Allah menghidupkan hati manusia kalau mereka mau melakukan
amal-amal yang saleh. Pada malam itu turun para malaikat dan termasuk juga
Jibril.
Satu lagi keistimewaan malam kemuliaan tersebut ialah, kalau
peristiwa turunnya malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW membawa wahyu sudah
berlalu, maka pada malam kemuliaan itu seakan-akan merupakn rekonstruksinya
ataupun demi pembaharuan kesejahteraan bagi manusia. Apabila Jibril waktu itu
turun dengan membawa wahyu dan syariat Islam, maka pada malam kemuliaan itu
beliau turun lagi setelah mendapat izin dari Rabbnya untuk mengatur segala
urusan yang berlaku setahun bagi penghuni bumi. Para malaikat pun ikut turun
dengan membawa segenap kesejahteraan. Pada malam itu seolah-olah seluruh dunia
tengah terjaga menjambut tanda-tanda kesejahteraan, kedamaian, kebajikan dan
keselamatan.
Ini mendorong kita untuk menyuarakan kepada segenap dunia bahwa
sesungguhnya agama kita dan misi atau risalah nabi kita, adalah agama dan misi
kesejahteraan yang selalu diperbaharui setiap tahunnya.
Malam kemuliaan merupakan karunia yang tiada duanya. Siapapun yang
sampai terlambat memanfaatkannya, maka sama halnya ia telah berlaku aniaya
terhadap dirinya sendiri. Karena istrinya Aisyah ra, Rasulullah SAW pernah
memberikan wasiat:
"Apabila kamu mendapati malam itu (lailatul qadr), maka bacalah do'a ini: Allahumma innaka 'afqun tuhibbul 'afwa fa'annii. (Ya Allah, sesungguhnya Engkau maha pengampun, Engkau suka mengampuni, maka ampunilah aku)" (HR Tarmidzi).
"Apabila kamu mendapati malam itu (lailatul qadr), maka bacalah do'a ini: Allahumma innaka 'afqun tuhibbul 'afwa fa'annii. (Ya Allah, sesungguhnya Engkau maha pengampun, Engkau suka mengampuni, maka ampunilah aku)" (HR Tarmidzi).
Do'a tersebut mencakup segala kebajikan. Masalahnya kalau orang
sudah diberikan ampunan, maka jiwa dan raganya akan terpelihara. Ia pun akan
dipelihara dari hisab (perhitungan amal) dan siksa, sehingga ia akan memperoleh
kebahagiaan dunia dan akherat.
Rasulullah SAW sudah menjelaskan kepada para sahabatnya mengenai
tanggal dari pada malam lailatul qadr tersebut, yakni disekitar bilangan
sepuluh hari yang terakhir pada bulan Ramadhan. Agaknya masalah tersebut tidak
perlu diperdebatkan, karena seluruh malam yang ganjil dari sepuluh malam
terakhir, terdapat hadist yang memaparkan bahwa malam itu adalah lailatul qadr.
Menurut pandangan kami (Athiyah Muhammad Salim), yang tepat ialah bahwa
lailatul qadr itu tidak menentu dan berpindah-pindah.
"Ya Allah, tolonglah kami untuk bisa melakukan ibadah pada
malam kemuliaan. Berikan kepada kami berkat kebajikannya. Ampunilah kami.
Terimalah permohonan kami agar Engkau berkenan membebaskan kami semua dari
siksa neraka. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang maha mendengar dan yang maha
mengabulkan do'a. Semoga shalawat dan salam sejahtera Allah senantiasa
terlimpah bagi hamba dan Rasul-Nya yang mulia Muhammad SAW".
Rasulullah SAW bersabda: "Perangilah nafsu kamu dengan
menahan lapar dan dahaga, karena pahalanya seperti pahala orang yang berjihad
di jalan Allah dan tidak ada amalan yang disukai di sisi Allah daripada menahan
lapar dan dahaga". Wallahu a'lam.
0 Response to "Hikmah Malam Lailatul Qodar"
Posting Komentar