Syeikh DR
Muhammad Musa An Nasr, MA
Dari Abu Dzaar
dan Muadz bin Jabal r.a. , Rasulullah SAW bersabda “Bertaqwalah dimanapun kamu
berada, dan ikutilah suatu perbuatan yang buruk itu dengan perbuatan yang baik,
niscaya perbuatan yang baik itu akan menghapus perbuatan yang buruk, dan
bergaulah dengan manusia dengan akhlak yang baik”. HR Imam Ahmad dan Tirmidzi.
Dalam hadist di atas, ada tiga kalimat, yang disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam wasiyat beliau, yang mana ketiga kalimat itu mencakup kebaikan dunia dan akhirat.
Pertama, hak Allah SWT. Bahwa seorang hamba Allah mempunyai kewajiban untuk bertaqwa kepadaNya, dengan sebenar-benarnya taqwa. Melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya. Hal ini diwajibkan kepada orang-orang terdahulu dan untuk orang-orang kemudian. Wasiyat ini adalah wasiyat para nabi kepada umat-umat mereka. Dan taqwa artinya seorang menjadikan antara dia dan adzab Allah suatu tameng pemisah yang akan melindunginya dari adzab Allah SWT. Yang melindunginya dari kemurkaan Allah SWT. Hal ini menunjukkan bahwa taqwa adalah merupakan pondasi bagi setiap kebaikan, pondasi bagi setiap keutamaan. Taqwa mempunyai manfaat yang sangat besar. Di antaranya bahwa seorang yang bertaqwa akan diberikan ketajaman mata hati, yang dengannya dia bisa membedakan mana yang benar dan mana yang batil. Orang yang bertaqwa akan menjadikan Allah senantiasa bersamanya. Allah bersama orang-orang yang bertaqwa. (an Nahl ; 28)
Kedua, hak hamba dengan dirinya. Hak seorang hamba kepada dirinya. Yakni jika seorang hamba melakukan suatu keburukan hendaknya mengikutinya dengan perbuatan yang baik, karena perbuatan baik itu akan menghapus perbuatan yang buruk itu. Amal shaleh adalah suatu kebaikan, sedang kemaksiyatan adalah suatu keburukan. Maka dari itu, apabila seorang berbuat suatu dosa, berbuat kesalahan, hendaklah dia bertaubat kepada Allah SWT. Segera dia berbuat baik. Segera dia beristighfar (memohon ampun) kepada Allah SWT. (Huud : 114). Dari sini kita biasa melihat, bahwa merupakan karunia Allah SWT bagi hamba-hambaNya, yaitu diberikan kesempatan untuk berbuat baik, untuk bertaubat, untuk beristighfar, setelah dia berbuat dosa. Rasulullah SAW bersabda : Setiap umatku akan masuk surga, kecuali orang yang enggan. Maka para sahabat bertanya : Siapa orang yang enggan wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab : Siapa yang taat kepadaku dia akan masuk surga, dan orang yang durhaka kepadaku maka dialah orang yang enggan masuk surga.
Ketiga, adalah hak seorang hamba terhadap orang lain. Hendaknya seorang hamba Allah berbuat baik dengan sesamanya dengan akhlak yang mulia. Karena Akhlak adalah sesuatu yang diprioritaskan dalam Islam. Akhlak adalah menjadi perhatian yang sangat serius dalam Islam. Dan akhak memiliki kedudukan yang tinggi dalam tuntunan Islam. Allah SWT memuji Rasulullah SAW tentang akhlak beliau. (Al Qalam : 4 )
Islam tersebar di Indonesia ini tidaklah dengan pedang dan kekerasan, tetapi Islam tersebar di negeri ini dengan akhlak yang mulia. Dengan perangai baik itu, lalu kemudian orang berbondong-bondong mengikuti jejaknya dan masuk dalam Islam. Namun sekarang kita bisa melihat, bahwa ada sebagian kalangan dari kaum muslimin sendiri yang mereka tidak menunjukkan akhlak yang mulia, sehingga menjadikan mereka akan lari dan keluar dari Islam, lantaran perangai yang ditunjukkan adalah akhlak yang buruk. Rasulullah SAW bersabda : Bahwa setiap agama mempunyai perangai dan perangai bagi umatku adalah perasaan malu, dan perasaan malu adalah salah satu di antara akhlak yang mulia. Nabi SAW juga memerintahkan untuk berbuat lemah lembut baik di dalam perkataan maupun dalam perbuatan.
Dalam hadist di atas, ada tiga kalimat, yang disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam wasiyat beliau, yang mana ketiga kalimat itu mencakup kebaikan dunia dan akhirat.
Pertama, hak Allah SWT. Bahwa seorang hamba Allah mempunyai kewajiban untuk bertaqwa kepadaNya, dengan sebenar-benarnya taqwa. Melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya. Hal ini diwajibkan kepada orang-orang terdahulu dan untuk orang-orang kemudian. Wasiyat ini adalah wasiyat para nabi kepada umat-umat mereka. Dan taqwa artinya seorang menjadikan antara dia dan adzab Allah suatu tameng pemisah yang akan melindunginya dari adzab Allah SWT. Yang melindunginya dari kemurkaan Allah SWT. Hal ini menunjukkan bahwa taqwa adalah merupakan pondasi bagi setiap kebaikan, pondasi bagi setiap keutamaan. Taqwa mempunyai manfaat yang sangat besar. Di antaranya bahwa seorang yang bertaqwa akan diberikan ketajaman mata hati, yang dengannya dia bisa membedakan mana yang benar dan mana yang batil. Orang yang bertaqwa akan menjadikan Allah senantiasa bersamanya. Allah bersama orang-orang yang bertaqwa. (an Nahl ; 28)
Kedua, hak hamba dengan dirinya. Hak seorang hamba kepada dirinya. Yakni jika seorang hamba melakukan suatu keburukan hendaknya mengikutinya dengan perbuatan yang baik, karena perbuatan baik itu akan menghapus perbuatan yang buruk itu. Amal shaleh adalah suatu kebaikan, sedang kemaksiyatan adalah suatu keburukan. Maka dari itu, apabila seorang berbuat suatu dosa, berbuat kesalahan, hendaklah dia bertaubat kepada Allah SWT. Segera dia berbuat baik. Segera dia beristighfar (memohon ampun) kepada Allah SWT. (Huud : 114). Dari sini kita biasa melihat, bahwa merupakan karunia Allah SWT bagi hamba-hambaNya, yaitu diberikan kesempatan untuk berbuat baik, untuk bertaubat, untuk beristighfar, setelah dia berbuat dosa. Rasulullah SAW bersabda : Setiap umatku akan masuk surga, kecuali orang yang enggan. Maka para sahabat bertanya : Siapa orang yang enggan wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab : Siapa yang taat kepadaku dia akan masuk surga, dan orang yang durhaka kepadaku maka dialah orang yang enggan masuk surga.
Ketiga, adalah hak seorang hamba terhadap orang lain. Hendaknya seorang hamba Allah berbuat baik dengan sesamanya dengan akhlak yang mulia. Karena Akhlak adalah sesuatu yang diprioritaskan dalam Islam. Akhlak adalah menjadi perhatian yang sangat serius dalam Islam. Dan akhak memiliki kedudukan yang tinggi dalam tuntunan Islam. Allah SWT memuji Rasulullah SAW tentang akhlak beliau. (Al Qalam : 4 )
Islam tersebar di Indonesia ini tidaklah dengan pedang dan kekerasan, tetapi Islam tersebar di negeri ini dengan akhlak yang mulia. Dengan perangai baik itu, lalu kemudian orang berbondong-bondong mengikuti jejaknya dan masuk dalam Islam. Namun sekarang kita bisa melihat, bahwa ada sebagian kalangan dari kaum muslimin sendiri yang mereka tidak menunjukkan akhlak yang mulia, sehingga menjadikan mereka akan lari dan keluar dari Islam, lantaran perangai yang ditunjukkan adalah akhlak yang buruk. Rasulullah SAW bersabda : Bahwa setiap agama mempunyai perangai dan perangai bagi umatku adalah perasaan malu, dan perasaan malu adalah salah satu di antara akhlak yang mulia. Nabi SAW juga memerintahkan untuk berbuat lemah lembut baik di dalam perkataan maupun dalam perbuatan.
0 Response to "Hak Terhadap Allah, Terhadap Diri Sendiri Dan Terhadap Sesama"
Posting Komentar