Memupuk Kepedulian Sosial



Drs. H. Kasno Sudaryanto, M.Ag


Ketika kita menyikapi dalam berbagai bentuk pandangan maupun perbuatan terhadap peristiwa musibah dan bencana yang terjadi, ajaran agama menunjukkan beberapa hal yang penting bagi kita. Pertama, apa saja yang diciptakan oleh Allah dimuka bumi itu merupakan satu fenomena yang mengandung pelajaran-pelajaran, ilmu-ilmu yang harus didalami oleh manusia dalam kerangka untuk mengetahui lebih jauh tentang apa yang telah diciptakan oleh Allah bagi umat manusia itu sendiri. Dalam Q S. Ali Imran ayat 190 dinyatakan yang maknanya: Bahwasannya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya siang dan malam di situ terdapat tanda-tanda yang dapat diambil pelajaran bagi orang yang mau menggunakan akal dan pikirannya.

Maka peristiwa gempa bumi, banjir bandang, dan kejadian-kejadian lain yang dahsyat di muka bumi, sebenarnya adalah sebuah fenomena alam ciptaan Allah SWT yang harus dipelajari, diperdalam, diketahui lebih teliti, lebih dalam untuk diambil pelajaran bagi umat manusia. Karena itu pulalah kita harus menyikapinya bahwa apa yang diciptakan oleh Allah itu mengandung suatu pelajaran yang berharga, menjadi basis-basis ilmu pengetahuan, dan masih banyak lagi. Allah menunjukkan dalam firmanNya misalnya di dalam Al- Qur’an Surat Al Ghoosyiyah disebutkan afalaa yandzuruuna ibili kaifa khuliqot, wa ilas samaai kaifa rufiat, wa ilal jibaali kaifa nusibat wa ilal ardzi kaifa sutihat. Ayat-ayat ini menunjukkkan pada kita agar umat manusia mendalami lebih teliti terhadap fenomena yag diciptakan oleh Allah, karena dengan begitu akan lahir ilmu-ilmu pengetahuan yang berguna bagi umat manusia. Demikian pula terjadinya gempa bumi bencana banjir dan sebagainya itu harus diteliti lebih mendalam sehingga akan melahirkan ilmuwan-ilmuwan yang nantinya berguna bagi umat manusia itu sendiri.

Sikap yang kedua, bahwasannya apa yang diciptakan oleh Allah dalam bentuk bencana dan musibah itu adalah merupakan teguran, peringatan atau mungkin suatu adzab bagi orang-orang yang kufur yang telah melampaui batas atas perbuatan yang dilakukannya di muka bumi ini. Karena itu, Allah menegur dan meluruskan agar kembali pada jalan yang benar, jalan yang diridoi Allah SWT. Dalam surat Ar-Ruum Allah mengingatkan kepada kita zhoharol fasaadu fil barri wal bahri bimaa kasabat aidinnaas liyudziqohum ba’dolladzii `amiluu laallahum yarji’uun. ”Bahwasannya telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena tangan manusia, supaya Allah merasakan pada mereka, sebagai akibat apa yang mereka kerjakan agar mereka kembali kepada jalan yang benar”.

Namun bencana juga bisa menjadi kutukan karena akibat kelalaian manusia itu sendiri. Secara hukum alam Allah SWT telah menciptakan alam semesta biqodarin (dengan kadar) dengan hukum yang terjadi sedemikan rupa. Hukum-hukum itu berjalan sesuai kaidah-kaidah sunah Rasulullah yang telah diciptakan oleh Allah SWT. Tetapi karena manusia ceroboh, bisa jadi manusia merusak ekosistem, sehingga terjadi kerusakan-kerusakan yang tak terduga sebelumnya, bencana yang berakibat pada manusia itu sendiri yang telah ditimpakan atas perbuatan yang dikerjakannya.

Ketiga, pelajaran yang bisa kita ambil dengan bencana dan musibah itu bahwasanya Allah menguji keimanan dan ketakwaan kita, sejauh mana dengan peristiwa-peristiwa itu kita umat manusia sadar dan bangkit rasa solidaritas kita kepada saudara-saudara kita yang terkena musibah. Karena pada hakekatnya kita ini akan ditingkatkan oleh Allah SWT derajatnya dengan diuji berbegai hal dan siapa saja yang mampu dan tetap menjadi hamba yang beriman, maka dialah yang nanti mendapat kemuliaan di sisiNya.

iklan

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Memupuk Kepedulian Sosial"

Posting Komentar